https://jurnal.polkesban.ac.id/index.php/jkifn/issue/feedJurnal Keperawatan Indonesia Florence Nightingale2025-01-10T13:19:52+08:00Dr.Lina Erlinalinahiar2@gmail.comOpen Journal Systems<p style="text-align: justify;">This journal is officially registered with ISSN Number <strong><a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/20211210131790420" target="_blank" rel="noopener">2809-4549</a>. </strong>The journal located within the Politeknik Kesehatan Bandung, which can be accessed at the following address: <a href="http://jurnal.polkesban.ac.id/index.php/jkifn">http://jurnal.polkesban.ac.id/index.php/jkifn</a>. <a href="https://jurnal.polkesban.ac.id/index.php/jkifn/about" target="_blank" rel="noopener"><em><strong>Readmore>></strong></em></a></p>https://jurnal.polkesban.ac.id/index.php/jkifn/article/view/2729Perilaku Bullying dengan Harga Diri pada Remaja2025-01-10T13:19:52+08:00Zaenal Muttaqinmuttaqinz680@gmail.comSri Mayang Fathasrimyngf@gmail.comVera Fauziah Fatahvera.fauziah.fatah@staff.poltekkesbandung.ac.idMuryati Muryatimuryati@staff.poltekkesbandung.ac.idRukman Rukmanrukman@staff.poltekkesbandung.ac.iid2024-12-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Zaenal Muttaqin, Sri Mayang Fatha, Vera Fauziah Fatah, Muryati Muryati, Rukman Rukmanhttps://jurnal.polkesban.ac.id/index.php/jkifn/article/view/2723Pengetahuan Ibu berhubungan dengan Kelengkapan Imunisasi Lanjutan pada Balita2024-12-31T13:23:37+08:00Rizki Satrio Wiboworizki.watbdg@student.poltekkesbandung.ac.idSri Kusmiatisri.kusmiati032@gmail.comNursyamsiyah Nursyamsiyahnursyamsiyahurfa@gmail.comHenny Cahyaningsihhenny.lukman032@gmail.comMetia Ariyantimetia.ariyanti.05@gmail.comHaris Sofyanahsofyana21@gmail.com<div><span lang="IN">Imunisasi lanjutan sangat penting dan perlu dilakukan untuk anak balita. Munisasi lanjutan mengulang imunisasi dasar dikenal sebagai imunisasi dasar. Hal ini dimaksudkan untuk mempertahankan kekebalan </span></div> <div><span lang="EN-US">serta</span></div> <div><span lang="IN"> memperpanjang masa perlindungan anak. Target Bulan Imunisasi Anak Nasional (BIAN) belum tercapai dengan adanya imunisasi lanjutan. </span></div> <div><span lang="EN-US">Pengetahuan ibu salah satunya menjadi hal yang mempengaruhi kondisi tersebut</span></div> <div><span lang="IN">. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kelengkapan catatan imunisasi lanjutan balita dengan pengetahuan ibu. Penelitian cross-sectional ini menggunakan insidental sampling. Sembilan puluh satu responden menjadi sampel penelitian. Kuesioner pengetahuan ibu dan penilaian kelengkapan catatan imunisasi di buku KIA digunakan sebagai alat ukur untuk pengumpulan data. Uji Rank-Spearman digunakan untuk menganalisis penelitian ini. Hasil penelitian menunjukan nilai pvalue sebesar 0,000, yang mengindikasikan adanya hubungan antara kelengkapan imunisasi </span></div> <div><span lang="EN-US">lanjutan </span><span lang="IN">balita dengan pengetahuan ibu. Diharapkan kepada ibu-ibu yang memiliki balita untuk dapat memperluas pengetahuan tentang pemberian imunisasi lanjutan lengkap pada balita.</span></div>2024-12-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Rizki Satrio Wibowo, Sri Kusmiati, Nursyamsiyah Nursyamsiyah, Henny Cahyaningsih, Metia Ariyanti, Haris Sofyanahttps://jurnal.polkesban.ac.id/index.php/jkifn/article/view/2629Hubungan Aktivitas Fisik dengan Hipertensi pada Dewasa Umur 26-45 tahun2025-01-02T07:27:34+08:00Nurabilla Maharani Cayadewinurabilla.watbd@student.poltekkesbandung.ac.idLia Meilianingsihlia.meilianingsih67@gmail.comTjutju Rumijatitjutju.rumijati@yahoo.comSusi Susantisusiwahyudi@gmail.com<p>Hipertensi termasuk salah satu penyakit tidak menular yang kasus kejadiannya selalu meningkat dari tahun ketahun, khususnya pada usia dewasa. Salah satu faktor yang berkontribusi dalam meningkatkan hipertensi adalah aktivitas fisik. Faktor tersebut merupakan faktor yang bisa diubah. Aktivitas fisik yang dikerjakan secara rutin mampu membantu kemampuan kerja jantung. Namun, kenyataannya orang dengan usia dewasa khususnya di Kota Bandung termasuk ke dalam kategori kurang aktif dalam melakukan aktivitas fisik sehingga banyak yang mengalami hipertensi. Studi ini mempunyai tujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan hipertensi pada usia dewasa umur 26-45 tahun di Kelurahan Pajajaran. Desain penelitian menggunakan <em>cross sectional</em><em>. </em>Penelitian mengikut sertakan 67 responden melalui teknik <em>proporsional random sampling</em>. Instrumen yang gunakan yaitu kuesioner IPAQ dan <em>sphygmomanometer</em>. Data yang didapatkan diuji dengan uji <em>rank spearman</em>. Hasil penelitian didapatkan adanya korelasi aktivitas fisik dengan hipertensi rentang usia dewasa umur 26-45 tahun (<em>p</em>= 0,029 < α (0,05). Direkomendasikan untuk pemegang program Penyakit Tidak Menular di Puskesmas dapat menerapkan aktivitas fisik bagi pasien atau masyarakat dengan hipertensi. Contohnya berjalan kaki selama setengah jam setiap hari, dan naik turun tangga selama 10-15 menit.</p>2024-12-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Nurabilla Maharani Cayadewi, Lia Meilianingsih, Tjutju Rumijati, Susi Susantihttps://jurnal.polkesban.ac.id/index.php/jkifn/article/view/2783Hubungan Motivasi dan Sikap Pasien dengan Kepatuhan Pembatasan Asupan Cairan pada Pasien Hemodialisa2025-01-09T14:31:57+08:00Hanik Nurhidayahhaniknurhidayah13@gmail.comAli Hamzahalihamzahbandung@yahoo.co.idSansri Diah K.D.sansridiah@yahoo.comLina Erlinalinahiar2@gmail.com<p>Gagal ginjal kronik merupakan penyakit yang memerlukan waktu lama dalam pengobatannya. Sebagian besar pasien mengalami permasalahan kelebihan cairan, untuk itu diperlukan upaya pembatasan asupan cairan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara motivasi dan sikap pasien dengan kepatuhan pembatasan asupan cairan pada pasien hemodialisa. Metode yang digunakan yaitu asosiatif non-sebab akibat dengan pendekatan <em>cross sectional</em>. Sebanyak 53 responden berpartisipasi dalam penelitian melalui teknik <em>purposive sampling</em>. Hasil penelitian menunjukkan lebih dari setengah (53%) memiliki motivasi rendah, lebih dari setengah (51%) memiliki sikap <em>unfavorable</em>, dan lebih dari setengah (74%) tidak patuh melakukan pembatasan asupan cairan. Terdapat hubungan antara motivasi dan sikap pasien dengan kepatuhan pembatasan asupan cairan pada pasien hemodialisa (P=0,002) dan (P=0,024). Keeratan hubungan motivasi sedang (0,463) dan keeratan hubungan sikap rendah (0,354). Berkaitan hal tersebut, perlunya memperbaiki motivasi dan sikap pasien dalam mematuhi pembatasan cairan melalui edukasi serta pemantauan dengan mencatat <em>intake </em>cairan setiap hari.</p>2024-12-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Hanik Nurhidayah, Ali Hamzah, Sansri Diah K.D., Lina Erlinahttps://jurnal.polkesban.ac.id/index.php/jkifn/article/view/2728Gambaran Kepuasan Pasien pada Pelayanan Kesehatan Primer2024-12-31T16:48:25+08:00Fajrin Nurul Auliafajrinnurul28@gmail.comSupriadi Supriadisupriadi21@upi.eduAchmad Husniachmadhusni1965@gmail.comMutiara Syagittamutmut493@gmail.comSugiyanto Sugiyantosugiyanto@staff.poltekkesbandung.ac.id<p>Hipertensi termasuk salah satu penyakit tidak menular yang kasus kejadiannya selalu meningkat dari tahun ketahun, khususnya pada usia dewasa. Salah satu faktor yang berkontribusi dalam meningkatkan hipertensi adalah aktivitas fisik. Faktor tersebut merupakan faktor yang bisa diubah. Aktivitas fisik yang dikerjakan secara rutin mampu membantu kemampuan kerja jantung. Namun, kenyataannya orang dengan usia dewasa khususnya di Kota Bandung termasuk ke dalam kategori kurang aktif dalam melakukan aktivitas fisik sehingga banyak yang mengalami hipertensi. Studi ini mempunyai tujuan untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan hipertensi pada usia dewasa umur 26-45 tahun di Kelurahan Pajajaran. Desain penelitian menggunakan <em>cross sectional</em><em>. </em>Penelitian mengikut sertakan 67 responden melalui teknik <em>proporsional random sampling</em>. Instrumen yang gunakan yaitu kuesioner IPAQ dan <em>sphygmomanometer</em>. Data yang didapatkan diuji dengan uji <em>rank spearman</em>. Hasil penelitian didapatkan adanya korelasi aktivitas fisik dengan hipertensi rentang usia dewasa umur 26-45 tahun (<em>p</em>= 0,029 < α (0,05). Direkomendasikan untuk pemegang program Penyakit Tidak Menular di Puskesmas dapat menerapkan aktivitas fisik bagi pasien atau masyarakat dengan hipertensi. Contohnya berjalan kaki selama setengah jam setiap hari, dan naik turun tangga selama 10-15 menit.</p>2024-12-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Fajrin Nurul Aulia, Supriadi Supriadi, Achmad Husni, Mutiara Syagitta, Sugiyanto Sugiyantohttps://jurnal.polkesban.ac.id/index.php/jkifn/article/view/2632Hubungan Lama menjalani Hemodialisa dengan Kelelahan Pasien Chronic Kidney Disease2024-12-31T21:02:49+08:00Shepta Dwi Pratiwisheptadwip02@gmail.comAli Hamzahalihamzahbandung@yahoo.co.idLina Erlinalinahiar2@gmail.comAsep Setiawansetiawan_ners@yahoo.com<p>Kasus <em>Chronic Kidney Disease </em>pada tahun 2021 di Bandung Jawa Barat mengalami peningkatan. Salah satu terapi yang dibutuhkan adalah hemodialisa. Terapi ini memiliki komplikasi yang mungkin timbul salah satunya adalah kelelahan. Hemodialisa merupakan terapi jangka panjang oleh sebab itu lama menjalani hemodialisa diduga dapat mempengaruhi kelelahan pada pasien hemodialisa. Mengetahui hubungan antara lama menjalani hemodialisa dengan kelelahan merupakan tujuan dari penelitian ini. Menggunakan metode analitik korelasional dengan desain <em>cross sectional </em>penelitian melibatkan 50 responden melalui teknik <em>total sampling. </em>Kuesioner yang digunakan adalah Facit – Fatigue untuk menilai tingkat kelelahan. Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok ≤2 tahun dan >2 tahun memiliki jumlah responden yang sama, yaitu 25 responden tiap kelompok. Hampir seluruh responden memiliki tingkat kelelahan rendah (70%). Hasil uji <em>chi-square </em>memperlihatkan bahwa lama menjalani hemodialisa tidak berhubungan dengan kelelahan (p=0,758). Peneliti merekomendasikan perlu dilakukannya penelitian lanjutan untuk mengetahui perihal periode waktu munculnya kelelahan pasien diantara jadwal hemodialisa dengan desain <em>cohort. </em>Selain itu, perlu mempertimbangkan faktor lain yang mempengaruhi tingkat kelelahan, dan mengidentifikasi kelelahan saat hemodialisa <em>(intra-dialysis)</em>.</p>2024-12-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Shepta Dwi Pratiwi, Ali Hamzah, Lina Erlina, Asep Setiawanhttps://jurnal.polkesban.ac.id/index.php/jkifn/article/view/2153Hubungan Pengetahuan Orang Tua dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis Pada Anak di Puskesmas Garuda2024-12-31T13:25:38+08:00Fadillah Ika Aprillianafadillahikaaprilliana16@gmail.comSri Kusmiatifadillahikaaprilliana16@gmail.comSusi Kusniasihfadillahikaaprilliana16@gmail.comKamsatunfadillahikaaprilliana16@gmail.comBani Saktibanisakti@yahoo.co.id<div><span lang="IN">Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan global serta penyebab kematian tertinggi kedua akibat penyakit menular di dunia. Indonesia yang menjadi negara urutan kedua dengan tuberkulosis tertinggi, angka tersebut mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya. Kepatuhan minum obat anti tuberkulosis sampai tuntas menjadi aspek keberhasilan dalam pengobatan. Pada anak dapat terjadi resistensi obat anti tuberkulosis karena kurangnya pengetahuan orang tua atau pengasuh dalam memberikan obat. Penelitian bertujuan menganalisis hubungan pengetahuan orang tua dengan kepatuhan minum obat anti Tuberkulosis pada anak. Desain penelitian yang dipakai yaitu <em>cross sectional.</em> Sampel terdiri dari 38 orang tua dari anak berusia 0-6 tahun yang mengalami tuberkulosis dengan teknik <em>total sampling</em>. Alat ukur menggunakan kuesioner tentang pengetahuan dan kepatuhan minum obat. Data dianalisis menggunakan metode Rank Spearman. Hasil penelitian ini diperoleh nilai <em>p-value</em> sebesar 0,001 <α 0,05 berarti adanya hubungan pengetahuan orang tua dengan kepatuhan minum obat anti Tuberkulosis pada anak. Orang tua dapat meningkatkan pengetahuan melalui berbagai media edukasi dan lebih mematuhi aturan dalam pemberian obat.</span></div>2024-12-31T00:00:00+08:00Copyright (c) 2024 Fadillah Ika Aprilliana, Sri Kusmiati, Susi Kusniasih, Kamsatun, Bani Sakti