https://jurnal.polkesban.ac.id/index.php/jmp2k/issue/feedMedia Penelitian dan Pengembangan Kesehatan2025-05-28T00:00:00+08:00Muna Nur Aenijuriskes@poltekkesbandung.ac.idOpen Journal Systems<p style="text-align: justify;">Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Media of Health Research and Development) was published by the Agency for Health Research and Development (National Institute of Health Research and Development), Ministry of Health of the Republic of Indonesia, until 2023. <strong>Since Volume 32, Issue 3, 2022</strong>. Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Media of Health Research and Development) is published by <strong>Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung</strong>. This journal article is a form of research results, research reports, and assessments/reviews related to health efforts in Indonesia. This journmal is published 4 times a year and accredited by the Indonesian Institute of Sciences (LIPI) by Decree No. 396/AU2/P2MI/04/2012 and now in 2023 has been <strong>SINTA 2</strong> accredited. This journal was first published in March 1991.</p> <p>Media of Health Research and Development currently has been registered on the sites: <a href="http://isjd.pdii.lipi.go.id/index.php/Search.html?act=jurnal" target="_blank" rel="nofollow noopener">Indonesian Scientific Journal Database</a>; <a href="http://www.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewjournal&journal=4883" target="_blank" rel="nofollow noopener">Indonesian Publication Index</a>; <a href="http://www.drji.org/Search.aspx?q=Media%20Litbang%20Kesehatan&id=0" rel="nofollow">Directory of Research Journals Indexing</a>; <a href="http://www.getcited.org/pub/103518859" rel="nofollow">getCITED;</a> <a href="https://doaj.org/search?source={%22query%22%3A{%22filtered%22%3A{%22filter%22%3A{%22bool%22%3A{%22must%22%3A[{%22term%22%3A{%22_type%22%3A%22journal%22}}]}}%2C%22query%22%3A{%22query_string%22%3A{%22query%22%3A%22media%20penelitian%20dan%20pengembangan%20kesehatan%22%2C%22default_operator%22%3A%22AND%22}}}}%2C%22from%22%3A0%2C%22size%22%3A10}#.UrPuLeIpWkw" target="_blank" rel="nofollow noopener">Directory of Open Access Journals</a>; <a href="http://scholar.google.com/scholar?q=media+penelitian+dan+pengembangan+kesehatan&btnG=&hl=en&as_sdt=0%2C5" rel="nofollow">Google Scholar</a>; <a href="http://www.oaji.net/journal-detail.html?number=209" target="_blank" rel="nofollow noopener">Open Academic Journals Index</a>; <a href="http://www.isurs.org/master_list.php?topic_id=12" rel="nofollow">International Society of Universal Research in Sciences</a>; <a href="http://www.base-search.net/Search/Results?lookfor=media+penelitian+kesehatan&type=all&ling=1&name=&thes=&refid=dcresen&newsearch=1" rel="nofollow">Bielefeld Academic Search Engine</a> (BASE); <a href="http://www.journaltocs.ac.uk/index.php?action=browse&subAction=pub&publisherID=2692&journalID=28981&pageb=1&userQueryID=3766&sort=&local_page=1&sorType=&sorCol=1" rel="nofollow">JournalTOCs</a>; and <a href="http://www.citefactor.org/journal.aspx?search=media%20penelitian%20dan%20pengembangan%20kesehatan" target="_blank" rel="nofollow noopener">Citefactor</a>. Media of Health Research and Development is being reviewed by <a href="http://uifactor.org/UnderReviewJournals.aspx" target="_blank" rel="nofollow noopener">Universal Impact Factor</a>.</p> <p>During 2014 Media Health Research and Development has published 28 research and review articles.</p> <p>See Google Scholar Profile for Media Health Research and Development by <a href="http://scholar.google.com/citations?user=ZOsOcfAAAAAJ" target="_blank" rel="nofollow noopener">clicking here</a>.</p> <p> Total Citations : 2320, h-index : 22, i10-index : 71</p>https://jurnal.polkesban.ac.id/index.php/jmp2k/article/view/2679UNIVERSAL HEALTH COVERAGE (UHC): TURNING EQUITABLE AND QUALITY HEALTH CARE ACCESS FOR ALL2024-12-27T16:45:52+08:00Tesisiana Dwi Lestaritaritesisiana@gmail.comMahendra Prasetyo Kusumomahendro_prasetyo@umy.ac.id<p><em>Universal Health Coverage (UHC) merupakan sistem pembiayaan kesehatan yang memastikan setiap warga negara dapat mengakses layanan kesehatan yang adil dan berkualitas. Penelitian ini menganalisis literatur ilmiah tentang UHC dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dengan menggunakan analisis bibliometrik terhadap artikel 2019-2023 yang terindeks di Scopus, dengan alat VOS viewer. Temuan menunjukkan adanya 419 artikel, dengan tren publikasi yang meningkat dan sitasi terbanyak pada tahun 2019 (1.432) serta h-index tertinggi 23. Negara dengan kontribusi terbesar adalah Amerika Serikat (104 artikel). Peneliti teratas berasal dari negara Swiss. Kontribusi jurnal terbesar adalah Jurnal BMC Health Services Research denga 7,64% dari total publikasi. Sumber pendanaan utama adalah Bill and Melinda Gates Foundation (30 artikel), WHO (25 artikel), dan Komisi Eropa (20 artikel). Dengan pendanaan utama ini, negara-negara berpendapatan rendah dan menengah dapat memanfaatkan peluang ini untuk mendanai penelitian yang relevan dengan tantangan kesehatan spesifik mereka, seperti implementasi Universal Health Coverage (UHC) dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).</em> <em>Negara berpendapatan rendah perlu memperkuat kapasitas penelitian lokal, memanfaatkan pendanaan global, dan berkolaborasi untuk mendukung kebijakan kesehatan berbasis bukti dan reformasi sistem yang adil. Keterbatasan penelitian ini mencakup penggunaan hanya artikel yang terindeks di Scopus, periode analisis terbatas pada 2019-2023, dan fokus pada artikel akademik, yang mengabaikan data sektor non-akademik atau kebijakan praktis. </em></p>2025-05-28T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatanhttps://jurnal.polkesban.ac.id/index.php/jmp2k/article/view/3133INTERVENSI LEAN-MED BERBASIS DATA EPIDEMIOLOGIS LOKAL DALAM MENURUNKAN WAKTU TUNGGU PASIEN RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT RUJUKAN SAMARINDA2025-04-24T09:31:00+08:00M. Ardanardan@stikesmm.ac.idFerry Fadzlul Rahmanardan@stikesmm.ac.id<p><em>Outpatient waiting time remains a persistent challenge in hospital management, especially amid rising service demands and patient expectations. This study applied a Lean Management for Healthcare Delivery (Lean-Med) intervention based on epidemiological findings, including peak visit times, patient distribution per clinic, and staff workload imbalances. A quasi-experimental pre–post design was used involving 120 respondents (60 pre- and 60 post-intervention) selected via purposive sampling across three priority clinics: internal medicine, neurology, and pulmonology. The intervention included digital queue systems, physician schedule adjustments, and pharmacy service optimization.Paired t-test analysis showed a significant reduction in total waiting time from 129 to 69 minutes (46% decrease, p < 0.001). All service components, from registration to medication retrieval, saw statistically significant reductions. Patient satisfaction improved from 3.3 to 4.2 (p < 0.001), especially regarding information clarity, waiting time, and service accuracy. Healthcare staff workload was more evenly distributed (p = 0.012), notably in pulmonology after the addition of personnel, reducing clinical load from 37.8 to 28.3 patients per provider. These findings affirm that Lean-Med, when aligned with epidemiological insights, offers a transformational strategy for improving hospital service delivery and responsiveness under high patient volume conditions.</em></p>2025-05-28T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatanhttps://jurnal.polkesban.ac.id/index.php/jmp2k/article/view/2666BIGDATA ANALYSIS THE IMPORTANCE OF TRACKING PHACOEMULSIFICATION SURGERY COSTS2024-12-24T17:19:26+08:00Hurin Aruni Medina Rukantahurinaruni@gmail.comFirman Pribadifirmanpribadi@umy.ac.id<p><em>Katarak adalah penyebab utama kebutaan yang dapat dicegah secara global, dengan proporsi kasus yang signifikan terjadi di negara berpenghasilan rendah akibat keterbatasan akses terhadap solusi bedah yang terjangkau. Phacoemulsifikasi telah menjadi standar emas untuk operasi katarak karena hasilnya yang superior dan efisiensinya. Namun, biaya tinggi yang terkait dengan prosedur menjadi hambatan signifikan bagi aksesibilitas, terutama di lingkungan dengan sumber daya terbatas. Penelitian ini menganalisis tren global dalam studi terkait biaya phacoemulsifikasi, mengidentifikasi kontributor utama, mengevaluasi fokus tematik, dan menyoroti kesenjangan penelitian. Tujuannya untuk memberikan informasi strategi optimalisasi biaya dan akses yang adil terhadap operasi katarak. Pendekatan bibliometrik dan deskriptif kuantitatif digunakan dalam penelitian ini. Data dikumpulkan dari publikasi yang terindeks di Scopus (2018–2024) menggunakan kata kunci "phacoemulsification" dan "cost". Artikel berbahasa Inggris yang telah ditinjau sejawat dimasukkan, dan data dianalisis menggunakan alat Scopus dan VOSviewer untuk analisis tema dan tren. Penelitian ini menganalisis 208 publikasi, mengungkapkan peningkatan penelitian terkait biaya phacoemulsifikasi, dengan puncaknya pada tahun 2021 sebanyak 38 artikel. Jurnal berdampak tinggi, seperti Journal of Cataract and Refractive Surgery, mendominasi lanskap publikasi. Tema utama yang diidentifikasi meliputi efektivitas biaya, akses layanan kesehatan, dan hasil bedah, dengan kesenjangan signifikan pada strategi pengurangan biaya dan adaptasi untuk lingkungan dengan sumber daya terbatas. Institusi dari negara berpenghasilan tinggi memimpin kontribusi, sementara upaya penelitian dari negara berpenghasilan menengah berfokus pada keterjangkauan dan aksesibilitas.Temuan ini menekankan perlunya penelitian terfokus pada pengurangan biaya, kolaborasi multidisiplin, dan kerangka kebijakan untuk meningkatkan aksesibilitas. Mengatasi kesenjangan ini dapat mengurangi disparitas dan mendukung Cakupan Kesehatan Semesta (Universal Health Coverage/UHC).</em></p>2025-05-29T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatanhttps://jurnal.polkesban.ac.id/index.php/jmp2k/article/view/2819PHYTOCHEMICAL AND NUTRIENT ANALYSIS OF ETHANOL EXTRACT SALAK PONDOH (Sallaca edulis Reinw) PEEL FOR DEVELOPMENT OF ANTI-OBESITY2025-02-04T12:18:14+08:00Puri Dwi Andinapuridwiandina1511@student.uns.ac.idDono Indartopuridwiandina1511@student.uns.ac.idLusi Oka Wardhanipuridwiandina1511@student.uns.ac.id<p><em>Insiden obesitas meningkat di seluruh dunia selama beberapa tahun terakhir. Diet dan aktivitas fisik saja pada penderita obesitas kurang memberikan hasil yang optimal, sedangkan penggunaan obat anti obesitas dalam jangka panjang dapat menyebabkan efek samping. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis nutrisi dan kandungan fitokimia kulit buah salak pondoh untuk mengembangkan pengobatan obesitas. Jenis penelitian ini merupakan eksperimental laboratorium dengan 3 tahap: ekstraksi kulit luar salak pondoh, analisis nutrisi, dan analisis </em><em>Gas Chromatography and Mass Spectrometry yang selanjutnya disebut GC-MS. Kulit buah salak pondoh diperoleh dari pusat agribisnis di Sleman, Yogyakarta. Kulit buah salak pondoh kering diekstraksi dengan etanol 70% menggunakan metode remaserasi. Kandungan nutrisi yang terdapat pada ekstrak etanol dianalisis di Laboratorium Teknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, sedangkan analisis fitokimia dilakukan di Laboratorium Riset Terpadu dan Analisis Pengujian Universitas Gadjah Mada, dengan menggunakan metode </em><em>Gas Chromatography and Mass Spectrometry (GC-MS). Ekstrak kulit buah salak pondoh (EPP) mengandung persentase karbohidrat (41,33%), mineral (28,37%), dan air (25,31%) yang lebih tinggi dibandingkan persentase serat kasar (3,68%), lemak (2,62%), protein (2,37%), dan vitamin C (0,88%). Hasil GC-MS mengidentifikasi adanya 75 fitokimia di mana dua dari lima senyawa dengan proporsi tertinggi adalah metil ester asam heksadekanoat dan asam n-heksadekanoat. Kandungan fitokimia tersebut memiliki aktivitas biologis yang berpotensi untuk pengembangan terapi obesitas. Perlu dilakukan penelitian lanjutan secara in vitro dan in vivo untuk mengevaluasi sifat anti- obesitas EPP tersebut.</em></p>2025-06-02T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatanhttps://jurnal.polkesban.ac.id/index.php/jmp2k/article/view/2543PENGARUH SOCIAL SUPPORT TERHADAP TINGKAT RESILIENCE PADA PERAWAT DENGAN SELF EFFICACY SEBAGAI VARIABEL MEDIASI2024-12-16T14:13:26+08:00Siti Nadira Aisyahdiraisyah@hotmail.comRizky Suganda Prawiradilagarizkysuganda@unisba.ac.idMuhardi Muhardimuhardi66@yahoo.com<p><em>Stress is high in the ER, thus nurses must have the resilience to be able to survive and </em><em>recover from stressful conditions</em><em>. Self-efficacy and social support are two factors that may influence resilience. This research examined the link between social support and resilience among ER nurses at RSUD Koja, utilizing self-efficacy as a mediator. This was a quantitative descriptive research utilizing path analysis. A questionnaire adapted from the Connor-Davidson Resilience Scale (CD-RISC), General Self-Efficacy Scale (GSE), and social support questionnaire was used. This research included 59 RSUD Koja’s ER nurses. The sampling method was saturated (total population sampling). The study found a significant positive correlation between social support, self-efficacy, and resilience (p<0.05). Self-efficacy partially mediated the relationship between social support and resilience (p<0.05). Social support mediated by self-efficacy may increase resilience by improving nurses' well-being and confidence in handling obstacles and improving performance, turnover, and hospital image.</em></p>2025-06-02T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatanhttps://jurnal.polkesban.ac.id/index.php/jmp2k/article/view/2678FACTORS AFFECTING NURSE WORKLOAD IN PROVIDING NURSING CARE IN INPATIENT WARDS; A LITERATURE REVIEW2024-12-28T17:35:18+08:00Gustian Satria Pratamagustians07@gmail.comElsye Maria Rosaelsye@umy.ac.id<p><em>Beban kerja perawat yang tinggi menjadi faktor penurunan kinerja unit keperawatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tinjauan pustaka berdasarkan Arksey dan O’Malley. Tujuannya adalah menganalisis faktor yang memengaruhi beban kerja perawat di ruang rawat inap. Data diperoleh dari 1404 dokumen literatur Scopus (2020-2024), menggunakan kata kunci “beban kerja perawat,” dan dianalisis dengan VOSViewer. Hasil menunjukkan adanya faktor internal dan eksternal. Faktor internal mencakup jumlah pasien yang meningkat, jam kerja panjang, kerja shift, infrastruktur tidak memadai, serta kekurangan staf, yang terkait dengan manajemen rumah sakit dan sumber daya manusia. Faktor eksternal meliputi kendala anggaran dan kebijakan kesehatan nasional yang berdampak pada rumah sakit. Beban kerja fisik terlihat dari ketidakseimbangan rasio perawat-pasien dan tugas tambahan. Beban kerja mental muncul dari perbedaan volume pekerjaan antar shift, dengan shift pagi lebih berat dibanding shift lainnya. Beban kerja sosial berkaitan dengan konflik rekan kerja di satu ruangan. Penggunaan teknologi menjadi kunci untuk mengurangi beban kerja perawat. Implikasi penelitian ini menyoroti pentingnya pendekatan strategis untuk meningkatkan kualitas pelayanan, mengoptimalkan kinerja, dan memastikan kepuasan pasien terhadap asuhan keperawatan.</em></p> <p> </p>2025-06-03T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatanhttps://jurnal.polkesban.ac.id/index.php/jmp2k/article/view/2668THE EFFECTIVENESS OF THE ROLE OF HOSPITALS IN ADDRESSING STUNTING PROBLEMS; A BIBLIOMETRIC ANALYSIS2024-12-27T17:04:01+08:00Rendy Yoga Ardiandr.rendyiip@gmail.comMaria Ulfamariaulfa@umy.ac.id<p><em>Permasalahan stunting menjadi perhatian yang signifikan tidak hanya di Indonesia namun juga secara global. Karena itu. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui peran rumah sakit dalam penanganan stunting. Desain penelitian ini digunakan tinjauan pustaka kualitatif dengan menganalisis tren jumlah publikasi dari waktu ke waktu, mengidentifikasi penulis yang memiliki kontribusi paling signifikan dalam bidang tertentu, dan melihat kontribusi negara dan lembaga di kawasan tertentu. Memanfaatkan database Scopus, tinjauan pustaka ini mengkaji dokumen-dokumen tahun 2014 hingga 2023 tentang “stunting” dan “rumah sakit” per 19 Januari 2024. Penelusuran menghasilkan 317 dokumen berbahasa Inggris di berbagai bidang, antara lain keperawatan, psikologi, profesi kesehatan, multidisiplin. studi, dan kedokteran gigi. Para peneliti menggunakan analisis pencarian Scopus, VOSviewer, dan software RStudio untuk menganalisis data bibliometrik. Penelitian kami menunjukkan peningkatan signifikan dalam penelitian seputar peran rumah sakit dalam mengatasi stunting pada tahun 2022. Kontributor paling produktif dalam bidang studi ini adalah Amerika Serikat (59), Inggris (39), dan India (38). Studi ini mengidentifikasi intervensi berbasis rumah sakit, seperti terapi nutrisi dan program multidisiplin</em> <em>dengan pendekatan pendidikan, penelitian, dan layanan yang melibatkan bidang keahlian yang bekerja sama untuk memecahkan masalah dan mencapai tujuan dalam bidang kesehatan. Namun efektivitasnya seringkali terhambat oleh terbatasnya sumber daya, kurangnya koordinasi yang optimal dengan layanan kesehatan primer, dan aksesibilitas yang tidak merata. Untuk mengatasi kendala tersebut, perlu dilakukan penguatan kapasitas rumah sakit, kerjasama lintas sektor, dan pemanfaatan rumah sakit sebagai pusat edukasi masyarakat.</em></p>2025-06-03T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatanhttps://jurnal.polkesban.ac.id/index.php/jmp2k/article/view/3150LOCAL HERBAL INTERACTIVE MEDIA AS A BEHAVIORAL INTERVENTION FOR ANEMIA PREVENTION IN PREGNANCY2025-05-06T09:32:02+08:00Rr. Nindya Mayangsarinindyamayangsari@gmail.comAjeng Hayuning Tiyasnindyamayangsari@gmail.comEtni Dwi Astutinindyamayangsari@gmail.comErinda Nur Pratiwinindyamayangsari@gmail.comAris Novianinindyamayangsari@gmail.com<p><em>Anemia pada wanita hamil merupakan masalah kesehatan masyarakat yang signifikan dan dapat memengaruhi hasil kehamilan ibu dan janin. Salah satu pendekatan efektif untuk mencegah anemia adalah melalui intervensi edukasi yang tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh media interaktif berbasis herbal lokal terhadap perilaku pencegahan anemia pada ibu hamil. Desain penelitian kuasi-eksperimental dengan pendekatan kelompok kontrol pretest-posttest dilakukan di Puskesmas Sempaja pada 1 Januari hingga 30 Maret 2025. Sebanyak 60 ibu hamil pada trimester kedua dan ketiga dipilih menggunakan purposive sampling dan dibagi menjadi kelompok intervensi dan kontrol. Kelompok intervensi menerima edukasi menggunakan media interaktif tentang herbal lokal, termasuk modul digital, infografis, dan video edukasi mengenai daun kelor, bayam, dan kereklama. Pendidikan </em><em>menggunakan media interaktif berbasis herbal lokal selama tiga sesi dalam satu minggu, dengan durasi 30-45 menit per sesi yang disampaikan secara tatap muka oleh peneliti. </em><em>Kelompok kontrol menerima konseling </em><em>tentang anemia pada ibu hamil sesuai dengan </em><em>standar </em><em>pelayanan </em><em>dari puskesmas</em><em> sejumlah satu sesi dengan durasi 30 menit secara tatap muka tanpa media interaktif</em><em>. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner yang divalidasi untuk mengukur perilaku pencegahan anemia, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan praktik. Analisis data dilakukan dengan uji-t berpasangan dan uji-t independen (p < 0,05). Hasil menunjukkan bahwa kelompok intervensi mengalami peningkatan perilaku pencegahan anemia yang signifikan (p = 0,000), sedangkan kelompok kontrol tidak mengalami perubahan yang signifikan (p = 0,083). Kesimpulannya, media interaktif berbasis herbal lokal efektif dalam meningkatkan perilaku pencegahan anemia pada ibu hamil dan dapat menjadi alternatif pendidikan kesehatan yang inovatif serta relevan secara budaya.</em></p>2025-06-03T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatanhttps://jurnal.polkesban.ac.id/index.php/jmp2k/article/view/2537MODEL STRUKTURAL SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT BERDASARKAN FRAMEWORK HOT-FIT MODEL2024-12-02T10:16:18+08:00Rotua Novita Sinagar.novitasinaga97@gmail.comMitra Mitrar.novitasinaga97@gmail.comJasrida Yunitar.novitasinaga97@gmail.comReno Renaldir.novitasinaga97@gmail.comAhmad Satria Efendir.novitasinaga97@gmail.com<p><em>Hospital Management Information Sistem (HMIS) aims to enhance operational efficiency and healthcare service quality through the integration of patient data, electronic medical records, and resource management. However, its implementation in many hospitals is still hindered by infrastructure limitations, human resource readiness, and sistem interoperability, preventing optimal functionality. Strengthening policies, enhancing human resource capacity, and technological support are essential for effective HMIS implementation. This study aims to develop a structural model of HMIS based on the HOT-fit framework. A quantitative research approach with a cross-sectional design was employed. The study population comprised professionals (doctors, nurses, administrative staff) whose involvement with HMIS met the inclusion criteria, totaling 56 participants. The questionnaire used was validated for reliability and validity. Data were analyzed using SEM-PLS4 for students. The results indicate that service and technology quality significantly impact HMIS effectiveness, providing a basis for hospital management to improve human resource training and technological investment. The HOT-fit framework integrates Human, Organization, and Technology elements to assess the alignment of information sistems with organizational needs. Indirect effects were found, showing that the relationship between human and organizational factors on benefits is mediated by technology. The structural model of HMIS, based on the HOT-fit framework, achieved an SRMR value of 0.073 (<0.08), indicating a good model fit. The study concludes that the structural model of HMIS based on the HOT-fit framework provides a validated approach to improving sistem implementation in hospitals. Future research could focus on evaluating this model across various hospital settings to ensure broader applicability</em></p>2025-06-03T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatanhttps://jurnal.polkesban.ac.id/index.php/jmp2k/article/view/2837KETERLIBATAN SUAMI YANG AKTIF SELAMA KEHAMILAN2025-02-24T12:28:10+08:00Mutmainah Wisesamutmainah24001@mail.unpad.ac.idFatimah Azzahrafatimah24021@mail.unpad.ac.idQorinah Estiningtyas Sakilah Adnaniqorinah.adnani@unpad.ac.idHadi Susiarnohadi.susiarno@unpad.ac.id<p><em>One important factor influencing moms' and babies' health is the husband's engagement throughout pregnancy. Numerous studies have demonstrated that spouses' active involvement can enhance mothers' physical and mental well-being and solidify family ties.Cultural conventions that view pregnancy as the responsibility of women and spouses' ignorance of pregnancy health frequently hinder this involvement.Reviewing the role of husbands in helping wives throughout pregnancy and identifying the obstacles they encounter are the goals of the study, and the study's ramifications include the necessity of methods to boost husband participation in pregnancy support, including social interventions, health policies, and education.It is anticipated that this will strengthen family ties and enhance the health of mothers and babies.There are inclusion and exclusion criteria, 16 references from 2019–2024, and a narrative review design for the literature study that supports the idea that having a husband during pregnancy benefits both the mother and the fetus.The analysis is presented narratively using data collection methods from the PubMed and Google Scholar databases.The husband's engagement in the pregnancy and the variables influencing it are the primary subjects of discussion.The findings demonstrated that spouses who were physically and emotionally involved throughout pregnancy improved the health of both the mother and the unborn child and improved family ties.Obstacles include societal expectations and husbands' ignorance of pregnancy health issues continue to be problems. This study highlights the value of social interventions and health education for husbands to promote their involvement during pregnancy. Improved </em>maternal and child well-being outcomes are anticipated with increased involvement.</p>2025-06-04T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatanhttps://jurnal.polkesban.ac.id/index.php/jmp2k/article/view/2971PENGARUH EKSTRAK DAUN PEPAYA (CARICA PAPAYA L.) TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN DAN HEMATOKRIT PADA REMAJA PUTRI ANEMIA 2025-02-24T12:01:14+08:00Salsabila Nur Faridahsalsabilanurfaridah2@gmail.comSri Rahayusalsabilanurfaridah2@gmail.comAri Suwondosalsabilanurfaridah2@gmail.com<p><em>Adolescent girls often experience anemia, a condition in which red blood cell count or hemoglobin concentration falls below normal levels, especially during puberty. Globally, anemia affects 40% of children aged 6–59 months, 37% of pregnant women, and 30% of women aged 15–49 years. California papaya leaves (Carica papaya L.) are a nutritious vegetable that may help accelerate anemia reduction efforts. This study aimed to prove that administering papaya leaf extract at a dose of 800 mg/day affects hemoglobin and hematocrit levels in anemic adolescent girls. This true experimental study used a randomized pretest-posttest control group design. Conducted from December 1–20, 2024, at Junior High School 2 Balong, Ponorogo, Indonesia, it involved 46 anemic adolescent respondents who met the inclusion and exclusion criteria. They were divided into two groups: 23 participants in the intervention group, who received 800 mg of papaya leaf extract along with 60 mg of iron tablets, and 23 in the control group, who received only 60 mg of iron tablets for 14 days. Data processing was conducted using SPSS version 27, with statistical analysis performed using the parametric dependent T-Test and independent T-Test. The results showed that the intervention group experienced an average increase in hemoglobin levels of 0.444 g/dL and hematocrit levels of 0.39. In conclusion, administering 800 mg of papaya leaf extract significantly affects hemoglobin and hematocrit levels in anemic adolescent girls, supporting efforts to reduce anemia prevalence.</em></p>2025-06-05T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatanhttps://jurnal.polkesban.ac.id/index.php/jmp2k/article/view/2583WEDANG KACANG MERAH MENINGKATKAN HEMOGLOBIN, HEMATOKRIT, DAN ERITROSIT IBU HAMIL DENGAN KASUS ANEMIA2025-02-05T10:54:24+08:00Wahyu Handayaniwahyuhandayanigunarjo@yahoo.comM. Choirul Anwarchoirul1960@gmail.comAris Santjakaarissantjaka@gmail.com<p><em>Effective nutritional management is needed because anemia during pregnancy has a major impact on the mother and fetus. Iron, folic acid, and vitamin B are abundant in red beans and play a role in erythrocytes, hemoglobin, and hematocrit production. Vitamin B and folic acid promote the development of red blood cells to increase the levels of hemoglobin, hematocrit, and erythrocytes in pregnant women.Researchers created a red bean drink.This study aimed to determine the effect of red bean drink on hemoglobin, hematocrit, and erythrocyte levels in pregnant women.This study used a quasi-experimental design with pretest-posttest with control group design,consisting of 2 groups.The population was 33 pregnant women who experience anemia in the Garung Health Center Working Area taken by purposive sampling.The data collected are hemoglobin, hematocrit, and erythrocyte levels. The intervention was the consumption of 100 g of red bean drink for 14 days.Analysis used Wilcoxon and Paired Sample Test. The average hemoglobin before and after intervention in the intervention group was 10.14 and 11.62, and in the control group,10.64 and 11.05.The average hematocrit of the intervention group was 29.11 and 30.38, and in control group, it was 32.92 and 33.08.The average erythrocytes before and after intervention in intervention group were 3.38 and 3.81,and in the control group,3.72 and 3.95. There was a significant effect of red bean drink on increasing hemoglobin (p=0.040), hematocrit (p=0.000), and erythrocytes (p=0.007). Consuming 100 grams of red bean drink for 14 days effectively increased hemoglobin, hematocrit, and erythrocyte levels in pregnant women with anemia.</em></p>2025-06-05T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatanhttps://jurnal.polkesban.ac.id/index.php/jmp2k/article/view/2767PERSPEKTIF DAN TANTANGAN PELAYANAN PRAKONSEPSI: STUDI KUALITATIF PADA BIDAN DAN PEMANGKU KEPENTINGAN DI KOTA BANDUNG2025-03-14T14:49:58+08:00Kurniaty Ulfahuul14@yahoo.comFerina Ferinauul14@yahoo.comChris Sriyantiuul14@yahoo.com<p><em>Indonesia continues to face major challenges in reducing maternal mortality, as many women begin pregnancy in poor health due to conditions such as anemia, hypertension, and chronic energy deficiency (CED). These health issues increase maternal risk and contribute to adverse birth outcomes like low birth weight and stunting. Although preconception care plays a crucial role in addressing these problems, it remains underutilized, particularly at the primary healthcare level. This study explored the perspectives and experiences of midwives and stakeholders regarding the challenges and strategies in delivering preconception care in Bandung City. A qualitative exploratory study was conducted from July to November 2024, involving in-depth interviews with 18 participants from two primary healthcare centers and the Bandung City Health Office. Data were analyzed thematically using Braun and Clarke’s approach, with triangulation through interviews, field observations, and member checking to ensure credibility. Two main themes emerged: midwives' views and experiences of preconception services, and stakeholders’ insights into implementation challenges. While midwives acknowledged the importance of preconception care in preventing complications, implementation was limited, hindered by the lack of operational policies, limited resources, low public awareness, and insufficient training. Stakeholders emphasized the need for community and family-based education, policy advocacy, and capacity strengthening of healthcare workers. In conclusion, preconception care has strong potential to prevent pregnancy complications and improve maternal and child health. Enhancing its impact within reproductive health services requires stronger policy backing, sufficient resource allocation, and integrated, sustainable implementation, including broader public education and ongoing health provider training.</em></p>2025-06-10T00:00:00+08:00Copyright (c) 2025 Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan