Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
https://jurnal.polkesban.ac.id/index.php/jmp2k
<p style="text-align: justify;"><strong>Media Penelitian dan Pengembangan Kesehatan</strong> (Media of Health Research and Development) <strong>[EISSN. <a href="https://issn.brin.go.id/terbit/detail/1368762356" target="_blank" rel="noopener">2338-3445</a>]</strong> is a scientific journal that publishes research articles, reports, and reviews related to health efforts in Indonesia. It was first published in March 1991 and is issued four times a year. Initially published by the National Institute of Health Research and Development (NIHRD), Ministry of Health of the Republic of Indonesia, the journal has been published by Poltekkes Kemenkes Bandung since Volume 32, Issue 3, 2022. It was accredited by the Indonesian Institute of Sciences (LIPI), and as of 2023, it is accredited in <a href="https://sinta.kemdikbud.go.id/journals/profile/2791" target="_blank" rel="noopener"><strong>SINTA 2</strong></a>.</p>Poltekkes Kemenkes Bandungen-USMedia Penelitian dan Pengembangan Kesehatan0853-9987THE EFFECT OF TRADITIONAL KALIMANTAN DANCE EXERCISES ON MENSTRUAL PAIN (DYSMENORRHEA) INTENSITY AMONG FEMALE ADOLESCENTS
https://jurnal.polkesban.ac.id/index.php/jmp2k/article/view/3272
<p><em>Dismenorea merupakan gangguan ginekologi yang disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, khususnya progesteron, yang memicu rasa nyeri dengan tingkat keparahan bervariasi. </em><em>Kondisi ini umum terjadi pada</em><em> remaja putri dan </em><em>berdampak</em> <em>pada </em><em>kualitas hidup </em><em>serta kemampuan</em><em> belajar </em><em>mereka. Produksi </em><em>prostaglandin yang </em><em>berlebihan menjadi penyebab utama</em><em> kontraksi </em><em>uterus</em><em>, </em><em>berkurangnya</em><em> aliran darah</em><em>, dan</em><em> meningkatkan sensitivitas terhadap nyeri</em><em>. Salah satu alternatif</em><em> non-farmakologis </em><em>untuk mengurangi nyeri haid adalah</em><em> aktivitas fisik seperti </em><em>menari. Penelitian ini bertujuan</em> <em>mengevaluasi</em><em> pengaruh latihan tari terhadap </em><em>tingkat</em><em> nyeri haid pada remaja putri. </em><em>Desain</em><em> penelitian yang digunakan ialah komparatif analitik</em><em> dengan pendekatan potong lintang (</em><em>cross-sectional</em><em>), Total </em><em>50 </em><em>partisipan</em> <em>dibagi</em> <em>ke dalam dua</em><em> kelompok yakni remaja putri yang </em><em>mengikuti </em><em>latihan tari</em> <em>dan tidak</em><em> mengikuti </em><em>latihan </em><em>tari, masing-masing 25 orang, diperoleh melalui purposive sampling dengan mempertimbangkan</em><em> kriteria inklusi dan eksklusi. </em><em>Pengukuran intensitas nyeri dilakukan dengan menggunakan</em><em> Numeric Rating Scale (NRS)</em><em>. Hasil a</em><em>nalisis menunjukkan </em><em>bahwa kelompok mengikuti latihan tari memiliki rata-rata nyeri sebesar</em><em> 2,24 (SD = 1,480), </em><em>sementara</em><em> kelompok </em><em>yang tidak mengikuti latihan tari sebesar</em><em> 4,48 (SD = 2,267)</em><em>. Uji </em><em>Mann-Whitney </em><em>menunjukkan </em><em>nilai </em><em>p</em><em> 0,000 (</em><em>p</em><em> <0,001)</em><em>. Hasil ini mengindikasikan bahwa latihan tari berkontribusi </em><em>signifikan </em><em>dalam menurunkan intensitas</em><em> nyeri haid. Aktivitas fisik ritmi</em><em>s</em><em> seperti latihan menari yang dilakukan rutin dua kali seminggu dengan durasi 60 menit, </em><em>dapat menjadi solusi yang</em><em> efektif, </em><em>ekonomis</em><em> dan menyenangkan dalam manajemen nyeri haid </em><em>bagi</em><em> remaja putri.</em></p>Muhammad Aulia GifariDian TjahyadiAlia Salma Nour Fathia
Copyright (c) 2025 Muhammad Aulia Gifari, Dian Tjahyadi, Alia Salma Nour Fathia
https://creativecommons.org/licenses/by-sa/4.0
2025-07-302025-07-3035383984610.34011/jmp2k.v35i3.3272