STATUS GIZI IBU SAAT HAMIL, BERAT BADAN BAYI LAHIR DAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN STUNTING

Authors

  • Dadang Rosmana Poltekkes Kemenkes Bandung
  • Rita Yuliani Poltekkes Kemenkes Bandung
  • Gurid PE Mulyo Poltekkes Kemenkes Bandung
  • Roro Nur Fauziyah Poltekkes Kemenkes Bandung
  • Agustina Indri Hapsari Poltekkes Kemenkes Bandung

DOI:

https://doi.org/10.34011/jgd.v1i1.956

Abstract

Stunting is a condition where height or body length is less than age. The causes of stunting are maternal nutritional status during pregnancy, low birth weight and exclusive breastmilk. The prevalence of stunting in Sumedang regency in 2020 is 12.51%. The purpose of this study was to determine the relationship between the maternal nutritional status during pregnancy, birth weight and exclusive breastmilk with stunting in Puskesmas Jatinunggal, Sumedang. The type of research is analysis observation with cross sectional with a sample of 64 toddler, purposive sampling as the sampling technique. The type of data used is secondary data as maternal nutritional status during pregnancy, birth weight, exclusive breastmilk, height for age. The results showed 25 toddlers were stunted (39.1%), 18 mothers during pregnancy who experienced chronic energy deficiency  (28.1%),15 toddlers who experienced LBW (23.4%), not exclusive breastfeeding 24 toddlers (37.5%). Bivariate results there was no relationship between nutritional status during pregnancy and the incidence of stunting (p 0.528). There is a relationship between birth weight and the incidence of stunting (p 0.00). There is a relationship between exclusive breastfeeding and the incidence of stunting (p 0.00). The most influential variable on the incidence of stunting is the birth weight of the baby. LBW provides 21,330 opportunities to cause stunting.

References

World Health Organization.Interpretation Guide Nutrition Landscape Information System (NLIS). Geneva. 2010.

Kemenkes RI. Buletin Stunting. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI. 2018.

Unicef/ WHO/The World Bank. Levels and Trends in Child malnutrition - Joint Child Malnutrition Estimates. Geneva: Unicef. 2019.

Kemenkes RI. Laporan Riset Kesehatan Dasar 2018. Jakarta:

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Departemen

Kesehatan, Republik Indonesia. 2018.

Dinkes Sumedang. Laporan Review Kinerja Aksi Intervensi Pengukuran dan Publikasi Data Stunting Tahun 2020. Dinas Kesehatan Kabupaten Sumedang. 2020.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Pedoman Pelaksanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang Anak. Summ Policymakers. 2016.

Kakietek J, Dayton Eberwein J, Walters D, Shekar M. Unleashing Gains in Economic Productivity with Investments in Nutrition. Washington, DC: World Bank Group. 2017.

Desa, Kementerian, Pembangunan Daerah Tertinggal, and Transmigrasi Republik Indonesia. Buku saku desa dalam penanganan stunting.Jakarta: Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia.2017

Ulfani dkk. Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Dan Kesehatan Masyarakat Kaitannya Dengan Masalah Gizi Underweight, Stunted, Dan Wasted Di Indonesia: Pendekatan Ekologi Gizi. Jurnal Gizi dan Pangan. 2011.

Alfarisi, Ringgo dkk. Status Gizi Ibu Hamil Dapat Menyebabkan Kejadian Stunting Pada Balita. Jurnal Kebidanan Malahayati. 2019.

Fitri.Tesis Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Berat Lahir Sebagai Faktor Dominan Terjadinya Stunting Pada Balita (12-59 Bulan) Di Sumatra. 2012.

Blake RA, Park S, Baltazar P, Ayaso EB, Monterde DBS, Acosta LP, et al. LBW and SGA impact longitudinal growth and nutritional status of Filipino infants. PLoS ONE. 2016;Vol 11 (7).

Latifah AM, Purwanti LE, Sukamto FI. Hubungan Pemberian Asi Eksklusif Dengan Kejadian Stunting Pada Balita 1-5 Tahun. Heal Sci J. 2020.

Larasati DA, Nindya TS, Arief YS. Hubungan antara Kehamilan Remaja dan Riwayat Pemberian ASI Dengan Kejadian Stunting pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pujon Kabupaten Malang. Amerta Nutr. 2018.

Budi, Setiawan. Faktor-faktor Penyebab Stunting pada Anak Usia Dini. Bekasi:Yayasan Rumah Komunitas Kreatif.2018.

Almatsier S. Ilmu Gizi Dasar. Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama. 2009

Holil M, dkk. Penilaian Status Gizi. Jakarta: Kemenkes RI.2017.

Sandra C. Penyebab Kejadian Kekurangan Energi Kronis Pada Ibu Hamil Risiko Tinggi Dan Pemanfaatan Antenatal Care Di Wilayah Kerja Puskesmas Jelbuk Jember. Jurnal Administrasi Kesehatan Indonesia. 2018.

M, Adriani dkk. Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan. Journal of Chemical Information and Modeling. 2016.

Fitri.Tesis Pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Berat Lahir Sebagai Faktor Dominan Terjadinya Stunting Pada Balita (12-59 Bulan) Di Sumatra. 2012.

Kementerian Kesehatan RI. Situasi dan Analisis ASI Eksklusif. Jakarta: Infodatin. 2014.

Kemenkes RI. Potret Kesehatan Indonesia dari RISKESDAS 2018. Sehat Negeriku. 2018.

Zaif RM, Wijaya M, Hilmanto D. Hubungan antara Riwayat Status Gizi Ibu Masa Keha milan dengan Pertumbuhan Anak Balita di Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. J Sist Kesehat. 2017;2(3):156–63.

WHO. Childhood Stunting: Context, Causes and Consequences WHO. Lancet. 2016.

Saputra,Lyndon. Pengantar Asuhan Neonatus, Bayi, dan Balita. Tangerang:Bin Aksara. 2014.

Proverawati A, Ismawati C. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah). Yogyakarta:Nuha Medika. 2010.

Children S the. Nutrition in the First 1000 Days: State of The World’s Mothers 2012. Save the Children. The State of the World’s Children. 2012.

Mawaddah,Sofia. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 24-36 Bulan. Jurnal Berkala Kesehatan. 2019; Vol 5 (2)

Lestari W, Margawati A, Rahfiludin Z. Faktor Risiko Stunting Pada Anak Umur 6-24 Bulan Di Kecamatan Penanggalan Kota Subulussalam Provinsi Aceh. Jurnal Gizi Indonesia. 2014;3(1):37–45

Downloads

Published

2022-06-23