PENGEMBANGAN FORMULA ENTERAL BERBASIS TEPUNG LABU KUNING DAN TEPUNG TEMPE UNTUK PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2
DOI:
https://doi.org/10.34011/jibpm.v2i2.1821Keywords:
Enteral, Diabetes mellitus, Yellow pumpkin, Tempe, OrganolepticAbstract
Kejadian diabetes melitus (DM) mengalami peningkatan setiap tahunnya. DM tipe 2 menyebabkan gangguan metabolik ditandai dengan hiperglikemia, karena terganggunya hormon insulin. Pasien DM Tipe 2 yang tidak mampu memenuhi kebutuhan gizi secara oral direkomendasikan untuk diberikan makanan enteral. Pengembangan formula enteral berbasis tepung labu kuning, tepung putih telur, dan tepung tempe sebagai alternatif enteral DM berbentuk serbuk. Kandungan polisakarida, serat, dan beta karoten labu kuning meningkatkan kadar serum insulin, menimbulakn rasa kenyang lebih lama, dan antioksidan berperan menurunkan kadar glukosa darah. Tempe sebagai pangan lokal dengan kandungan arginin dan isoflavon berperan dalam penyembuhan luka dan menghambat kerusakan sel beta pankreas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh imbangan tepung labu kuning dan tepung tempe terhadap sifat organoleptik dan memenuhi persyartan diet DM Tipe 2. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan imbangan tepung labu kuning dan tepung tempe pada F1 (90%:10%), F2 (80%:20%), F3 (70%:30%). Hasil penelitian menunjukkan terdapat pengaruh imbangan tepung labu kuning dan tempe aspek warna (p=0.026) dan konsistensi (p=0.026). Formula paling banyak disukai adalah formula 2 dengan imbangan tepung labu kuning dan tepung tempe 80%:20%. Kandungan nilai gizi per sajian (250ml) energi 361,2 kkal, protein 22,25 gram, lemak 20,3 gram, dan karbohidrat 22,375gram. Formula terbaik dapat mengalir pada selang nasogastrik 14 fr sebanyak 2,67 ml/ detik dengan viskositas 41,5 cP. Daya simpan formula serbuk selama 7 hari pada suhu ruang belum ada perubahan secara fisik. Harga per porsi (250 ml) formula enteral Rp 6.581.

