PENGARUH PENGOBATAN TB PARU SETELAH 3 BULAN TERHADAP KADAR CRP DAN PERSENTASE MONOSIT
Main Article Content
Abstract
Mycobacterium tuberculosis yang masuk ke dalam tubuh sehingga menyebabkan inflamasi. Sel makrofag merangsang inflamasi dengan melepaskan sitokin seperti IL-6, di mana IL-6 memicu hati untuk menghasilkan protein fase akut yang disebut CRP dan fibrinogen, yang bertindak sebagai protein ekstraseluler, merangsang fagosit untuk memfagosit bakteri. Monosit memainkan peran penting dalam respon imun terhadap infeksi tuberkulosis. Waktu penelitian bulan Mei 2023. Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Al-Ihsan dan Poltekkes Kemenkes Bandung jurusan Teknologi Laboratorium Medis. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan CRP dengan persentase monosit setelah pengobatan 3 bulan. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan korelatif. Jenis sampling adalah kuota sampling, dimana teknik harus mengalokasikan sampel dari populasi dengan karakteristik tertentu ke kuantitas (kuota) yang diinginkan. Jumlah sampel penelitian 30 sampel.Terdapat 16 sampel (53%) yang memiliki persentase monosit dan CRP dalam kisaran normal, 3 sampel (10%) memiliki monosit dalam kisaran normal tetapi CRP meningkat, 5 sampel (17%) memiliki monosit meningkat, tetapi nilai CRP dalam kisaran normal dan 6 sampel (20%) menunjukkan peningkatan jumlah monosit dan kadar CRP. Pada penderita tuberkulosis paru, setelah tiga bulan pengobatan, terdapat hubungan antara proporsi monosit dengan kadar CRP. Secara statistik uji korelasi Spearman menunjukkan adanya hubungan yang signifikan dengan nilai signifikansi 0,010 dan nilai koefisien korelasi sebesar 0,463 artinya hubungan kedua variabel searah dengan kategori hubungan cukup.