PENGARUH SUHU DAN WAKTU PROSES PENCAIRAN PLASMA SITRAT BEKU TERHADAP PEMERIKSAAN PROTHROMBIN TIME

Authors

  • Ni Made Yulianingsih Teknologi Laboratorium Medik
  • Nina Marliana Teknologi Laboratorium Medik Poltekkes Kemenkes Bandung
  • Adang Durachim Teknologi Laboratorium Medik Poltekkes Kemenkes Bandung
  • Eem Hayati Teknologi Laboratorium Medik Poltekkes Kemenkes Bandung

DOI:

https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1510

Keywords:

Plasma Sitrat, Prothrombin Time, Suhu dan Waktu Proses Pencairan

Abstract

Pemeriksaan Prothrombin Time digunakan untuk menguji faktor pembekuan darah pada jalur ekstrinsik dan jalur bersama. Spesimen yang digunakan adalah plasma sitrat. Plasma sitrat yang disimpan pada suhu -20°C atau lebih dingin stabil selama 2 minggu. Sebelum dilakukan pemeriksaan, plasma sitrat beku dicairkan pada suhu 37°C selama 10 menit. Setelah cair plasma sitrat dapat digunakan untuk pemeriksaan sampai dengan 24 jam. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen dengan menggunakan plasma sitrat dikerjakan segera, plasma sitrat yang dilakukan penundaan yaitu dibekukan pada freezer suhu -20°C kemudian dicairkan pada suhu 37°C selama 10 menit dan 15 menit serta plasma sitrat beku yang dicairkan pada suhu ruang 20-25°C selama 10 menit dan 15 menit. Penelitian ini bertujuan mengetahui ada tidaknya pengaruh suhu dan waktu proses pencairan plasma sitrat beku terhadap pemeriksaan Prothrombin Time. Subjek penelitian adalah plasma normal. Pemeriksaan Prothrombin Time menggunakan metode Elektromekanik Clot Detection. Dari hasil data penelitian menggunakan uji statistik GLM (Generalized Linear Model), diperoleh nilai signifikan  (α > 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh suhu dan waktu proses pencairan plasma sitrat beku terhadap pemeriksaan Prothrombin Time.

Downloads

Published

Aug 31, 2023

How to Cite

Yulianingsih, N. M., Marliana, N. ., Durachim, A. ., & Hayati, E. (2023). PENGARUH SUHU DAN WAKTU PROSES PENCAIRAN PLASMA SITRAT BEKU TERHADAP PEMERIKSAAN PROTHROMBIN TIME. Jurnal Kesehatan Siliwangi, 4(1), 54–60. https://doi.org/10.34011/jks.v4i1.1510

Most read articles by the same author(s)

<< < 1 2 3 4