ANALISIS FAKTOR-FAKTOR TIDAK TERPENUHINYA KEBUTUHAN DARAH DI UNIT TRANSFUSI DARAH RUMAH SAKIT UMUM DR. SOEKARDJO KOTA TASIKMALAYA
Main Article Content
Abstract
Tidak tersedianya darah yang memadai di Unit Transfusi Darah RSU dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya menjadi masalah kritis dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang optimal. Tujuan: Melakukan analisis mendalam terhadap faktor-faktor utama yang menyebabkan tidak tersedianya kebutuhan darah di Unit Transfusi Darah (UTD) RSU dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya. Metode: Menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis deskriptif untuk menggambarkan secara rinci dan mendalam mengenai fenomena yang diteliti. Metode pengumpulan data menggunakan tehnik Wawancara Mendalam (Depth Interview), dan Focus Group Discussion (FGD), dengan tujuan mendapatkan data yang komprehensif. Hasil: Hasil Penelitian ini menunjukkan adanya ketidakpenuhan kebutuhan darah, dengan presentase Whole Blood (WB) 61.54%, Packed Red Cell (PRC) 6.54%, dan Trombocyte Concentrate (TC) 70.42%. Faktor-faktor utama yang teridentifikasi melibatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia), kondisi sarana dan prasarana, keuangan, efisiensi sistem pengelolaan darah, dan aspek lingkungan. Kesimpulan: Penelitian menyoroti bahwa faktor kebijakan dan manajemen, khususnya terkait dengan kebijakan pelayanan transfusi darah yang belum optimal dan manajemen internal yang tidak efektif di UTD RSU dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya, dan anggaran menjadi pemicu utama ketidaktersedianya darah. Saran: Mencakup intensifikasi program sosialisasi untuk meningkatkan pemahaman dan partisipasi masyarakat dalam kegiatan donor darah, evaluasi penerapan kebijakan dalam pelayanan transfusi darah, peningkatan manajemen pelayanan darah, dan optimalisasi pemanfaatan sumber daya. Perbaikan sarana dan pemeliharaan peralatan di RSUD dengan dukungan peningkatan alokasi anggaran untuk UTD RSU dr. Soekardjo Kota Tasikmalaya diharapkan dapat mendukung operasional dan pemeliharaan fasilitas transfusi darah. Kolaborasi dengan pihak eksternal, termasuk Instansi dan lembaga donor darah, dianggap penting untuk memperkuat kampanye sosialisasi dan meningkatkan partisipasi donor darah.