TEPUNG BIJI NANGKA (Artocarpus Heterophyllus Lamk) SEBAGAI ALTERNATIF MEDIA SDA UNTUK PERTUMBUHAN Trichophyton rubrum
Main Article Content
Abstract
Dermatofitosis adalah penyakit kulit disebabkan oleh jamur dermatofita yang bersifat keratinofilik. Tepung biji nangka memiliki kandungan karbohidrat yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi tepung biji nangka yang optimal untuk pertumbuhan Trichophyton rubrum. Penelitian ini menggunakan desain quasi eksperiment dengan empat perlakuan dan tiga pengulangan, yaitu konsentrasi tepung biji nangka sebesar 6,5%, 8,5% dan 10,5%, serta kontrol menggunakan SDA. Trichophyton rubrum diinokulasikan secara single dot pada media SDA dan media tepung biji nangka, kemudian diamati selama 3, 5, 7, dan 10 hari. Pengamatan dilakukan secara makroskopis (ukuran diameter dan karakteristik jamur) serta mikroskopis (hifa, makrokonidia, dan mikrokonidia). Data hasil penelitian dianalisis secara parametrik menggunakan Two Away Anova. Hasil penelitian ini menunjukkan Konsentrasi tepung biji nangka yang optimum untuk pertumbuhan Trichopyton rubrum adalah 8,5%, dengan diameter koloni rata-rata mencapai 42 mm pada hari ke-10. Hasil ini sebanding dengan pertumbuhan pada media kontrol SDA yang juga memiliki diameter 42 mm pada hari ke-10. Terdapat kesamaan pola pertumbuhan Trichopyton rubrum antara media alternatif tepung biji nangka dan media SDA. Pertumbuhan koloni dimulai sejak hari ke-3 dengan rata-rata diameter 21 mm. Pada konsentrasi tepung biji nangka sebesar 6,5%, pertumbuhan mencapai 21 mm; pada 8,5% sebesar 25 m, dan pada 10,5% sebesar 26 mm.